AYAT AL QUR’AN TENTANG ANTI PENINDASAN
DAN KEDZALIMAN
[AL HUJURAT:11]
DISUSUN
O
L
E
H
PATMAWATI
HANISMA
RAMEDIANTO
(diajukan
untuk memenuhi tugas perkuliahan)
JURUSAN/SEMESTER : SIYASAH V B
FAKULTAS
SYARI’AH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A
2014-2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT ,yang telah
memberikan hidayah & inayah-NYA, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya .Dan shalawat bertangkaikan salam ke ruh baginda rasulullah
SAW,yang telah membawa umat manusia ke era yang penuh dengan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi seperti sekarang ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini,terutama
kepada dosen yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah yang berjudul”AYAT
ALQUR’AN TENTANG ANTI PENINDASAN DAN KEDZALIMAN ”,semoga kesimpulan isi makalah
yang penulis ajukan dapat sesuai dengan riteria materi yang di ajukan.Dan
kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral maupun materi.
Seperti pepatah mengatakan “tak ada
gading yang tak retak “ begitupun dengan isi makalah ini,penulis menyadari
banyak kekurangan- kekurangan ,jadi,penulis mengharapkan kritik & saran
untuk pengembangan makalah ke depan agar
lebih baik.
Akhirnya,penulis memohon semoga
ALLAH memberikan kemanfaatan atas
makalah yang di ajukan sebagai tugas kelompok,& melimpahkan kepada kita
semua kebenaran .Amin.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
belakang................................................................................................................... 1
B.Tujuan
penulisan makalah.................................................................................................. 2
C.Pembatasan
pembahasan makalah ..................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
penindasan dan kedzaliman.............................................................................. 3-4
B.Ayat
mengenai penindasan dan kedzaliman dalam al qur’an .......................................... 5
C.Ayat
tentang anti penindasan dan kedzaliman dalam al qur’an /al hujurat:11.................. 6-8
D.Bentuk
— bentuk perilaku zhalim..................................................................................... 8-10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan........................................................................................................................ 11
B.Saran.................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’anul karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan
mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan
Allah kepadaRasulallah, Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana
yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Pengertian al-Qur’an secara lebih lengkap dan luas adalah
seperti yang dikemukakan oleh Abd Wahab Khallaf. Menurut beliau:Al-Qur’an
adalah kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kekalbu Rasulallah
SAW dengan menggunakan bahasa arab dan disertai dengankebenaran agar dijadikan
hujjah (penguat) dalam pengakuannya sebagai Rasulallah dan agar dijadikan
sebagai undang-undang bagi seluruh umatmanusia, di samping merupakan amal
ibadah jika membacanya. Al-Qur’an itu dikompilasikan
di antara dua ujung yang dimulai dari surat al-fatihah danditutup dengan surat
an-nas yang sampai kepada kita secara tertib dalambentuk tulisan maupun lisan
dalam keadaan utuh atau terpelihara dariperubahan dan pergantian.
Islam adalah agama samawi terakhir yang dirisalahkan melalui
Rasulullah SAW. Karena Islam sebagai agama terakhir dan juga sebagai
penyempurna ajaran-ajaran terdahulu, maka sangat bisa dipahami, jika Islam
merupakan ajaran yang paling komprohensif, Islam sangat rinci mengatur
kehidupan umatnya, melalui kitab suci al-Qur’an. Allah SWT memberikan petunjuk
kepada umat manusia bagaimana menjadi insan kamil atau pemeluk agama Islam yang
kafah atau sempurna.
Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan
dalam dua kategori yaitu Hablum Minallah (hubungan vertikal
antara manusia dengan Tuhan) dan Hablum Minannas (hubungan
manusia dengan manusia). Allah menghendaki kedua hubungan tersebut seimbang
walaupunhablumminannas lebih banyak di tekankan. Namun itu semua
bukan berarti lebih mementingkan urusan kemasyarakatan, namun hal itu tidak
lain karena hablumminannas lebih komplek dan lebih
komprehensif.Dan karena tataran hubungan kemasyarakatan ini telah di atur
sedemikian rupa di dalam al qur’an hingga dalam unsur terkecil ,seperti dalam
surah al hujurat yang banyak bercerita tentang konsep bagaimana hubungan sesame
manusia,untuk itulah penulis tertarik membahas secara umum mengenai surah al
hujurat khususnya pada ayat 11 yang
member perintah untuk tidak menindas individu lain dan mendzaliminhya.
B.TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun
tujuan penulisan makalah ini,antara lain:
1. Memenuhi
tugas perkuliahan
2. Memberi
pengetahuan tentang makna tafsir al hujurat ayat 11
3. Mengetahui
ayat di dalam al qur’an tentang anti penindasan dan kedzaliman
C.PEMBATASAN PEMBAHASAN
MAKALAH
Agar makalah ini lebih sisitematis dan bahasannya terkonsep
penulis membatasi pembahasan makalah sampai ruang lingkup” ayat alqur’an
tentang anti penindasan dan kedzaliman/al hujurat:11”
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PENINDASAN DAN KEDZALIMAN
Jika
mendengar kata penindasan maka sinonim dari kata ini yang sering kita sebut adalah,aniaya,kezaliman,bullying.Kata
kata ini mempunyai esensi yang sama tetapi bermakna berbeda dimana esensinya
itu adalah perbuatan ketidak adilan terhadap sesuatu sehingga menimbulkan rasa
tersiksa.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penindasan di artikan sebagai suatu
sikap memperlakukan dengan sewenang-wenang
(spt menyiksa, menyakiti ).[1]
Menurut Ensiklopedi Wikepedia Dzalim (Arab: ظلم, Dholim)
adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat
zalim disebut zalimin. Lawan kata Dzalim adalahadil.Kata zalim berasal dari
bahasa Arab, dengan huruf “dho la ma” (ظ ل م ) yang bermaksud gelap. Di dalam
al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang
artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq orang lain. Namun demikian
pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang
disandarkannya. [2]
Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya
adalah syirik.Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam,
bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan
kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda,
ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim
tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina,
dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya
menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Para ulama mendefinisikan dzalim sebagai: “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”[3]
Para ulama mendefinisikan dzalim sebagai: “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”[3]
·
Al-Anbiyaa' 13, Orang yang zalim itu di waktu
merasakan azab Allah melarikan diri, lalu orang-orang yang beriman mengatakan
kepada mereka dengan secara cemooh agar mereka tetap ditempat semula dengan
menikmati kelezatan-kelezatan hidup sebagaimana biasa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapkan kepada mereka.
·
Al 'Ankabuut 46, Yang
dimaksud dengan orang-orang yang zalim pada ayat ini adalah orang-orang yang
setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan
dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap
menyatakan permusuhan.[4]
Namun qur’an juga menyebut beberapa kata
yang semakna dengan kata zhalim, yaitu hadhama dan janafa. Kata hadhama hanya
disebut satu kali dalam qur’an yang ternyata juga dirangkai dengan kata zhalim,
yaitu dalam Q.S. Thaha(20):112
`tBur ö@yJ÷èt
z`ÏB ÏM»ysÎ=»¢Á9$#
uqèdur ÑÆÏB÷sãB
xsù ß$$ss
$YHø>àß wur
$VJôÒyd ÇÊÊËÈ
Dan Barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam Keadaan beriman,
Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak
(pula) akan pengurangan haknya. Terlihat dalam terjemahan di atas bahwa antara
kata zhalim yang diterjemahkan dengan “tidak adil” hampir sama dengan kata
hadhama yang diartikan dengan pengurangan hak. Dengan demikian, keadilan adalah
menyangkut masalah hak seseorang apakah terpenuhi haknya atau tidak.
Ketidakadilan
juga disebut dengan menggunakan kata jenafa, ayat yang menjelaskan hal ini
yaitu Q.S al-Baqarah(2):182
ô`yJsù t$%s{
`ÏB <ÉqB
$¸ÿuZy_ ÷rr&
$VJøOÎ) yxn=ô¹r'sù
öNæhuZ÷t/ Ixsù
zOøOÎ) Ïmøn=tã
4 ¨bÎ) ©!$#
Öqàÿxî ÒOÏm§
ÇÊÑËÈ
(akan tetapi) Barangsiapa khawatir terhadap orang yang Berwasiat
itu, Berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara
mereka, Maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Ayat tersebut
berkaitan dengan masalah wasiat. Dalam ayat tersebut kata janafa diterjemahkan
dengan berat sebelah. Itu artinya bahwa keadilan yang dituntut dalam ayat ini
khususnya soal berwasiat adalah tidak berat sebelah. [5]
Pada era
modern seperti masa ini larangan untuk berbuat penindasan kepada orang lain dan
kedzaliman di atur dalam konstitusi Negara masing masing,namun pada
implementasinya hal tersebut berbanding terbalik,dikarenakan dekadensi moral
dan tidak di pegang teguhnya lagi prinsip agama dalam kehidupan sehari
hari.Jauh sebelum Negara maju di dunia menerapkan prinsip ini dalam
konstitusinya islam telah mengatur larangan ini dalam al qur’an yaitu salah
satunya dalam surah al hujurat ayat 11.
B.
AYAT -- AYAT
MENGENAI PENINDASAN DAN KEDZALIMAN DALAM AL QUR’AN
Didalam al qur’an terdapat 315
kata yang menyinggung masalah zalim,,adapun rinciannya ,yaitu:
Dianiaya
|
15
|
ﻳﻆﻞﻣﻮﻦ
|
Kezaliman
|
7
|
ﻆﻞﻢ
|
Kezaliman
|
8
|
ﻆﻝﻣﺎ
|
Kezaliman
|
2
|
ﻆﻞﻣﻪ
|
Kezaliman
|
3
|
ﻆﻞﻣﻬﻡ
|
Menzalimi
|
5
|
ﻆﺎﻞﻢ
|
Menzalimi
|
4
|
ﻆﺎﻞﻣﺔ
|
Menzalimi
|
33
|
ﻆﺎﻞﻣﻮﻦ
|
Menzalimi
|
2
|
ﻆﺎﻞﻣﻴﻦ
|
Menzalimi
|
91
|
ﻆﺎﻞﻣﻴﻦ
|
Lebih aniaya
|
16
|
ﺃﻆﻞﻢ
|
Kezaliman
|
1
|
ﻆﻞﻮﻢ
|
Kezaliman
|
1
|
ﻆﻞﻮﻤﺎ
|
Menganiaya
|
5
|
ﻆﻼﻢ
|
Secara zalim
|
1
|
ﻤﻆﻞﻮﻤﺎ
|
Gelap
|
1
|
ﺃﻆﻞﻢ
|
Gelap gulita
|
1
|
ﻣﻆﻞﻤﺎ
|
Kegelapan
|
1
|
ﻣﻆﻞﻤﻮﻦ
|
Kegelapan-kegelapan
|
23
|
ﻆﻞﻣﺎﺖ
|
Jumlah
|
315
|
|
Dan
mengenai ayat ayat tentang penindasan dan kedzaliman di al qur’an juga sangat
banyak di antaranya dalam surah Q.S Al. Baqarah : 165,
Q.S Huud : 101,
Q.S. Nuh: 27, Q.S. Al. Maa-idah: 72, Q.S. Al-Kahfi : 35, Q.S.
Al-Anbiyaa : 13, Q.S. Lukman : 13, Q.S. Al An'am: 82,
Q.S. At Tahriim : 6,dll.[6]
C. AYAT
TENTANG ANTI PENINDASAN DAN KEZALIMAN DALAM AL QUR’AN
Q.S AL HUJURAT:11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا
نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا
أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ
بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿١١﴾
1. TERJEMAHAN
AYAT
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi
yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri,dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah imandan Barangsiapa yang tidak bertobat,
Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim[7]
2.
3. ARTI
MUFRODHAT AYAT
لَا يَسْخَرْ /as sukhriyah = jangan
memperolok-olokkan,menyebut-nyebut aib dan kekurangan orang lain dengan cara
yang menimbulkan tawa.atau bias juga di artikan dengan meniru perkataan atau
perbuatan atau dengan menggunakan isyarat atau menertawakan perkataan orang
yang diolokkan apabila ia keliru perkataannyaterhadap perbuaatannnya atau
rupanya yang buruk.[8]
قوْمٌ = Telah umum
diartikan orang-orang lelaki,bukan orang-orang perempuan .kata
qaum berasal dari kata qama ,yaqumu ,qiyam,yang berarti bangkit.kata qaum
ditujukan untuk sekumpulan manusia yang bangkit untuk berperang membela
sesuatu.[9]
عسَى = boleh jadi
تلْمِزُوا = bentuk jamak
dari اللمز artinya
ejekan yang langsung dihadapkan kepada yang diejek, baik
dengan isyarat bibir, atau kata-kata.dan juga dimaksudkan untuk
tidak mencela dirinya sendiri.[10]
تَناَبزُوا = bentuk
jamak dari النبزartinya gelar buruk.saling mengejek dan
panggil gelar yang tidak di sukai seseorang atau tidak enak di dengar[11]
الْإِسْمُ = arti
asalnya adalah nama atau kemasyuran, namun disini bermakna sebutan[12]
4. MAKNA IJMALI AYAT
Ayat ini adalah
ayat yang melarang manusia berbuat zhalim dan penindasan,Allah menyebutkan
bahwa tidak sepatutnya seorang mukmin melakukan perbuatan zhalim kepada mukmin
lainnya atau mengejeknya dengan celaan ataupun hinaan,dan tidak patut pula
memberinya gelar yang menyakiti hati.Allah sangat membenci orang yang menghina
orang lain sebagimana ditegaskan Hadish shahih Rasulullah bersabda
:”kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.
Ayat ini turub
mengenai delegasi dari Tamim.Mereka mengejek dari orang fakir dari para sahabat
Rasulullah SAW seperti Ammar,suhaib,Bilal,Khabbah,Ibnu Fuhairah,Salman Al
farisi dan salim,berkas budak Abu Hudzaifah di hadapan orang orang
lain,sebab,mereka melihat keadaanya compang camping.[13]
Dan ada pula
ayat yang meriwayatkan bahwa ayat ini turun mengenai Shafiyah binti Huyai bin
Akhtab ra,dia dating kepada Rasulullah
Saw,lalu berkata:sesungguhnya kaum wanita itu berkata padaku: Hai wanita
Yahudi ,anak perempuan orangorang Yahudi .Maka Rasulullah berkata padanya:
Tidakkah kamu katakana ayahku,Harun,dan pamanku,Musa dan suamiku Muhammad.[14]
Ayat ini melanjutkan penjelasan ayat
sebelumnya yang memerintahkan untuk melakukan ishlah ( perdamaian) bila ada dua
kelompok mu’min yang sedang bertikai, yaitu memberi petunjuk tentang
bberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya pertikaian, Allah
berfirman memanggil kaum beriman dengan panggilan mesra :
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu
kaum yakni kelompok pria mengolok-olok kaum kelompok pria yang lain, karena hal
itu akan menimbulkan pertikaian, walau yang di olok-olok kaum yang lemah,
apalagi boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang
mengolok-olok, sehingga yang berolok-olok melakukan kesalahan ganda. Dan jangan
pula wanita-wanita mengolok-olok terhadap wanita-wanita lain karena ini
menimbulkan keretakan hubungan antar mereka, apalagi boleh jadi
mereka yakni wanita yang diperolok-olokkan itu lebih baik dari mereka yakni
wanita yang mengolok-olok itu dan janganlah kamu mengejek siapapun secara sembunyi-embunyi
dengan ucapan, perbuatan atau isyarat karena ejekan itu akan menimpa diri kamu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang dinilai
buruk oleh yang kamu panggil walau kamu menilainya benar dan indah baik kamu
menciptakan gelarnya maupun orang lain. Seburuk-buruk panggilan adalah
panggilan kefasikan yakni panggilan buruk sesudah iman
عن عبد الله ابن عمر
رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : المسلم من سلم المسلمون من
لسانه ويده والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه . رواه
البخاري
Artinya : “
Dari Abdullah Ibnu Umar RA. Dari Nabi Saw. beliau bersabda : Orang islam itu
adalah orang yang membuat orang lain selamat dari bahaya lisan dan tangannya,
dan seorang muhajir (berpindah) adalah orang yang meninggalkan apa yang
dilarang oleh Allah.” ( HR. Bukhari).[15]
Ada beberapa riwayat tentang turunnya
ayat ini di antaranya adalah Ejekan yang dilakukan oleh kelompok Bani Tamim
terhadap Bilal, shuhaib dan ammar yang merupakan orang-orang tidak punya.
Ada juga yang meriwayatkan turunnya ayat ini berkenaan
dengan ejekan yang dilontarkan oleh Tsabit Ibn Qois, seorang sahabat Nabi Saw.
yang tuli. Tsabit melangkahi sekian banyak orang untuk dapat duduk di dekat
Rasulullah agar dapat mendengar wejangan beliau. Salah seorang menegurnya
tetapi Tsabit marah sambil memakinya dengan menyatakan bahwa dia yakni si
penegur adalah anak si Anu (seorang wanita yang pada masa jahiliyyah dikenal
memiliki aib). Orang yang diejek ini merasa dipermalukan, maka turunlah ayat
ini.
Ada lagi yang menyatakan ayat ini turun
ketika Isteri Nabi ummu salamah yang merupakan “madu” Nabi Saw. diejek oleh
isterinya yang lain kalau di (Ummu Salamah) sebaga wanita pendek. B
Sebab turunnya ayat ini adalah berkata Ibnu ‘Abbas, dalam diri
Tsabit Bin Qoys bin Syamas ( dari kelompok laki-laki) ketika menyebutkan
laki-laki kelompok Anshor dengan kejelekan.[16]
D. BENTUK-BENTUK
PERILAKU ZALIM
Rasulullah SAW bersabda : Zalim ada tiga
jenis : Zalim yang Allah tidak akan ampunkan ; Zalim yang Allah akan ampunkan ;
Zalim yang Allah tidak akan tinggalkan. Adapun zalim yang Allah tidak akan
ampunkan adalah syirik. Allah berfirman : Sesungguhnya syirik adalah zalim yang
amat besar (Luqman : 13) ; Adapun zalim yang Allah akan ampunkan ialah
kezaliman manusia terhadap dirinya sendiri dengan melakukan dosa-dosa antara
dia dengan Tuhannya ; Adapun zalim yang Allah tidak akan meninggalkannya adalah
zalim insan kepada sesama insan sehingga mereka diadili kelak (di akhirat) – (
HR Al-Taualisiy dan Abu Na’im dari Anas Bin Malik – Menurut Syeikh Nasiruddin
Albaniy – Hadis Hasan - Sahih Al-Jaami’ – No 3961)
Berdasarkan hadis sahih di atas bahawa
zalim yang dilakukan oleh manusia ada tiga jenis. Ada zalim yang Allah SWT
enggan mengampuninya iaitu dosa syirik. Adapun zalim yang Allah bersedia
mengampuninya ialah perbuatan dosa-dosa besar kepada Allah selain syirik.
Kedua-dua jenis zalim ini termaktub di dalam firman Allah : Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. An-Nisa’/ 4 : 48:
Dengan
melaksanakan maksiat, kita telah menjerumuskan diri kepada jurang kezaliman.
Kita sendiri sedang menempah kesusahan di dunia dan akhirat. Zalim membawa
keburukan bukan saja kepada orang yang melakukannya, tetapi orang yang
merelekan. Menurut Islam, orang yang tidak berbuat zalim juga turut mendapat
seksaan jika mereka reda dan membiarkan kezaliman itu berleluasa, wajib bagi
orang yang melihat kezaliman dan mempunyai keupayaan untuk mencegahnya agar
menghentikan kezaliman tersebut. Islam juga melarang kita mempunyai
kecenderungan hati dan kebergantungan kepada orang zalim.
Walaupun seseorang melakukan kezaliman
terhadap orang lain, dia sebenarnya telah melakukan kezaliman terhadap dirinya
sendiri. Kemungkinan orang yang dizalimi lemah, miskin, jahil dan tidak berdaya
untuk membalas, tetapi Allah pasti membalas kezaliman yang dilakukan. Sekalipun
orang Islam menzalimi orang bukan Islam, Allah tetap membela orang yang
dizalimi itu. Perbuatan zalim tidak selalu identik dengan menyakiti orang lain.
Bisa saja seseorang dikatakan telah berbuat zalim, karena menzalimi diri
sendiri. Melakukan berbagai tindak kejahatan, perbuatan haram, dan jauh dari
ketaatan kepada Allah, semua perbuatan ini termasuk perbuatan zalim terhadap
diri sendiri. Dan diantara perbuatan zalim terhadap diri sendiri adalah:
1.
Syirik terhadap Allah
2.
Tidak mensyukuri nikmat allah
3.
Tidak menafkahkan sebagian harta ke jalan Allah
4.
Meninggalkan zikrullah.
Kezaliman
termasuk penyakit hati. Adapun keadilan merupakan tanda kesehatannya. Imam
Ahmad Ibn Hanbal berkata “jika hati sehat, engkau tidak perlu takut pada
siapapun”. Maksudnya, rasa takut pada ciptaan Allah menandakan adanya penyakit
dalam hati. Misal, syirik dan dosa.[17]
Antara bentuk kezaliman ialah memukul dan menyiksa manusia
Al-Imam Ahmad, al-Bukhari dalam al-Tarikh al-Kabir dan Ibn Abi Asim
meriwayatkan dari Khalid ibn al-Walid berkata saya mendengar Rasullullah saw bersabda
Al-Imam Ahmad, al-Bukhari dalam al-Tarikh al-Kabir dan Ibn Abi Asim
meriwayatkan dari Khalid ibn al-Walid berkata saya mendengar Rasullullah saw bersabda
” لِلنَّاسِ فِي الدُّنْيَا
النَّاسِ أَشَدُّ قِيَامَةِالْ يَوْمَ عَذَابًا النَّاسِ أَشَدَّ إِنَّ
"Manusia
yang paling berat diazab pada Hari Qiyamat ialah manusia yang
menyiksa manusia ketika di dunia"
menyiksa manusia ketika di dunia"
Zalimnya seseorang terhadap orang lain
tidak terbatas pada beberapa perilaku saja. Setiap perilaku yang mengganggu
kepentingan orang lain atau lalai dalam memberikan hak-hak mereka, maka
perilaku itu disebut zalim, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Berikut
beberapa di antaranya.Islam sangat mencegah terjadinya kezaliman itu dengan
memberikan balasan yang sangat berat kepada para pelakunya.
Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa melihat ke dalam rumah satu kaum
tanpa izin mereka, maka dihalalkan bagi mereka untuk mencongkel matanya.” (HR:
Bukhari).
Kemudian Nabi bersabda,
“Barangsiapa yang mendengarkan pembicaraan
suatu kaum, padahal mereka tidak menyukainya, maka Allah akan menusuk
telinganya dengan peluru yang meleleh pada hari kiamat.” (HR: Bukhari).
Riwayat yang lain juga
menyebutkan bahwa, Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang menzalimi sejengkal tanah,
maka akan dikalungkan kepadanya tujuh bumi.” (HR. Bukhari).
Jadi,
kezaliman bukan perkara ringan. Perbuatan itu akan sangat memberatkan pelakunya
baik dan di akhirat. Jika pelaku zalim adalah seorang ahli ibadah, maka ia akan
bangkrut di hari kiamat karena harus merelakan seluruh pahalanya untuk orang
yang dizalimi. Kemudian dosa orang yang dizalimi dibebankan kepada sang pelaku
kezaliman.[18]
BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari maklah ini:
Dari
sedikit uraian tentang ayat anti zhalim dan penindasan tersebut yaitu Q.s al hujurat
ayat11 , kita sedikit tahu. Diantaranya perbuatan zhalim adalah perbuatan yang
dilarang oleh Allah swt yang ditegaskan dalam ayat-ayat Al-Quran. Dalam
berbagai penafsiran yang ada pada ayat-ayat tersebut
Zhalimpun
dalam perkembangannya mempunyai peringkat-peringkat. Dimulai dengan peringkat
yang paling tinggi adalah zhalim terhadap Allah swt sampai zhalim yang kecil
adalah zhalim terhadap perasaan diri sendiri. Di dalam Al-quran sendiri
terdapat berbagai macam ayat yang membahas tentang zhalim. Dari penafsiran
ayat-ayat tersebut juga dijelaskan bahwa berbagai macam keterangan dari
perbuatan zhalim baik terhadap kehidupan dia di dunia maupun di akhirat kelak.
B.SARAN
Kepada
pembaca penulis mengharapkan saran agar penulisan makalah kedepannya lebih
sistematis dn terkonsep sesuai kaidah penulisan ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Kkbi.web.id/ defenisi aniaya”
Http:/WIKIPEDIA.ORG” Zalim”,diunduh 22 juni 2014
Skiripsi siti mansiah,Fsh,UIR.”zhalim dalam prespektif islam”
Departemen Agama
R.I, Al-Hikmah, al-Quran dan Terjemah, Diponegoro,
Bandung, 2010, hlm: 412
Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep
Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur’an, Erlangga, Bandung, 2006, hlm: 259
HTTP:/kajian.net:Q.S al hujurat :11,rabu 11 januari 2012
Ahmad Mustafa al
Maraghi”tafsir maraghi” hal 4785
Shihab,M.Quraish:”Tafsir Al misbah” pesan kesan dan
keserasian al’qur’an ter.Jakarta:2002 .hal.251
Hamka:”TAFSIR AL AZHAR JUZ XXV” Jakarta:pustaka
panji mas 1982,hal 201
Al
imam abi’al fadhoi al hajiz ibnu kasir ad damsiqi”tafsir alqur’anul adzim” hal.218-219
HTTP;STAI@MY.UNIVERSITY:tafsir surah al hujurat 11—12,23 maret
2014
HTTP://tafsir al qur’anul adzim;Q.S AL HUJURAT 11,Jum’at 05 April 2013
http://www.facebook.com/notes/abdullah-yasin/zalim-ada-tiga-jenis-016/162669400456152
HTTP;//NOVIAS’BLOG:belajar dari surah al hujurat :11,Sabtu
10 Maret 2012
Http:/WIKIPEDIA.ORG” Zalim”,diunduh 22 juni 2014
[1]
Kkbi.web.id/ defenisi aniaya
[2]
Http:/WIKIPEDIA.ORG” Zalim”,diunduh 22 juni 2014
[3]Skiripsi
siti mansiah,Fsh,UIR.”zhalim dalam prespektif islam”
[4]
IBID WIKIPEDIA
[5]
Departemen Agama R.I, Al-Hikmah, al-Quran dan Terjemah, Diponegoro,
Bandung, 2010, hlm: 412
[6]
Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep
Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur’an, Erlangga, Bandung, 2006, hlm: 259
[7]
HTTP:/kajian.net:Q.S al hujurat :11,rabu
11 januari 2012
[8]
.Ahmad Mustafa al Maraghi”tafsir maraghi”
hal 4785
[9]
Shihab,M.Quraish:”Tafsir Al misbah” pesan
kesan dan keserasian al’qur’an ter.Jakarta:2002 .hal.251
[10]
Hamka:”TAFSIR AL AZHAR JUZ XXV”
Jakarta:pustaka panji mas 1982,hal 201
[11]
Al imam abi’al fadhoi al hajiz ibnu kasir ad damsiqi”tafsir alqur’anul adzim” hal.218-219
[12]
Ibid :tafsir al maraghi
[13]
HTTP;STAI@MY.UNIVERSITY:tafsir surah al
hujurat 11—12,23 maret 2014
[14] Ibid.ibnu
katsir
[15] HTTP://tafsir al qur’anul adzim;Q.S AL HUJURAT 11,Jum’at 05 April 2013
[16]HTTP;//NOVIAS’BLOG:belajar dari surah al hujurat :11,Sabtu
10 Maret 2012
[17]
http://islam2u.mywapblog.com/bentuk-penzaliman-terhadap-diri-sendiri.xhtml
di unduh tgl 27 Juni 2014
[18] http://www.facebook.com/notes/abdullah-yasin/zalim-ada-tiga-jenis-016/162669400456152
Casino - Dr.MCD
BalasHapusThe casino baoji titanium features 부천 출장마사지 a 100% 청주 출장샵 safe and reliable 경상남도 출장안마 gaming facility. It is a premier gaming facility 포천 출장마사지 in the USA. It has more than 500 Address: 73300 N. Las Vegas Blvd SLas Vegas, NV 89109-1967Phone: (702) 770-6775