Selasa, 04 November 2014

ayat-ayat al qur'an mengenai anti penindasan dan kedzhaliman

AYAT AL QUR’AN TENTANG ANTI PENINDASAN DAN KEDZALIMAN
[AL HUJURAT:11]
DISUSUN
O
L
E
H
*    PATMAWATI HANISMA
*    RAMEDIANTO
(diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan)

 JURUSAN/SEMESTER : SIYASAH V B
http://buku-on-line.com/wp-content/uploads/2012/04/Logo-IAIN-Sumatera-Utara-Medan.jpg
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2014-2015








KATA PENGANTAR
 Segala puji bagi ALLAH SWT ,yang telah memberikan hidayah & inayah-NYA, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya .Dan shalawat bertangkaikan salam ke ruh baginda rasulullah SAW,yang telah membawa umat manusia ke era yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi  seperti sekarang ini.
            Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini,terutama kepada dosen yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah yang berjudul”AYAT ALQUR’AN TENTANG ANTI PENINDASAN DAN KEDZALIMAN ”,semoga kesimpulan isi makalah yang penulis ajukan dapat sesuai dengan riteria materi yang di ajukan.Dan kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral maupun materi.
            Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak “ begitupun dengan isi makalah ini,penulis menyadari banyak kekurangan- kekurangan ,jadi,penulis mengharapkan kritik & saran untuk pengembangan makalah  ke depan agar lebih baik.
            Akhirnya,penulis memohon semoga ALLAH  memberikan kemanfaatan atas makalah yang di ajukan sebagai tugas kelompok,& melimpahkan kepada kita semua kebenaran .Amin.




Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI  .......................................................................................................................  ii        
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang................................................................................................................... 1
B.Tujuan penulisan makalah.................................................................................................. 2
C.Pembatasan pembahasan makalah ..................................................................................... 2
 BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian penindasan dan kedzaliman.............................................................................. 3-4
B.Ayat mengenai penindasan dan kedzaliman dalam al qur’an  .......................................... 5
C.Ayat tentang anti penindasan dan kedzaliman dalam al qur’an /al hujurat:11.................. 6-8
D.Bentuk — bentuk perilaku zhalim..................................................................................... 8-10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan........................................................................................................................ 11
B.Saran.................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12






BAB I
PENDAHULUAN



       A.     Latar Belakang

Al-Qur’anul karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepadaRasulallah, Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Pengertian al-Qur’an secara lebih lengkap dan luas adalah seperti yang dikemukakan oleh Abd Wahab Khallaf. Menurut beliau:Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kekalbu Rasulallah SAW dengan menggunakan bahasa arab dan disertai dengankebenaran agar dijadikan hujjah (penguat) dalam pengakuannya sebagai Rasulallah dan agar dijadikan sebagai undang-undang bagi seluruh umatmanusia, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-Qur’an itu dikompilasikan di antara dua ujung yang dimulai dari surat al-fatihah danditutup dengan surat an-nas yang sampai kepada kita secara tertib dalambentuk tulisan maupun lisan dalam keadaan utuh atau terpelihara dariperubahan dan pergantian.
Islam adalah agama samawi terakhir yang dirisalahkan melalui Rasulullah SAW. Karena Islam sebagai agama terakhir dan juga sebagai penyempurna ajaran-ajaran terdahulu, maka sangat bisa dipahami, jika Islam merupakan ajaran yang paling komprohensif, Islam sangat rinci mengatur kehidupan umatnya, melalui kitab suci al-Qur’an. Allah SWT memberikan petunjuk kepada umat manusia bagaimana menjadi insan kamil atau pemeluk agama Islam yang kafah atau sempurna.
 Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Hablum Minallah (hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan) dan Hablum Minannas (hubungan manusia dengan manusia). Allah menghendaki kedua hubungan tersebut seimbang walaupunhablumminannas lebih banyak di tekankan. Namun itu semua bukan berarti lebih mementingkan urusan kemasyarakatan, namun hal itu tidak lain karena hablumminannas lebih komplek dan lebih komprehensif.Dan karena tataran hubungan kemasyarakatan ini telah di atur sedemikian rupa di dalam al qur’an hingga dalam unsur terkecil ,seperti dalam surah al hujurat yang banyak bercerita tentang konsep bagaimana hubungan sesame manusia,untuk itulah penulis tertarik membahas secara umum mengenai surah al hujurat khususnya pada ayat 11  yang member perintah untuk tidak menindas individu lain dan mendzaliminhya.




B.TUJUAN PENULISAN MAKALAH
            Adapun tujuan penulisan makalah ini,antara lain:
1.      Memenuhi tugas perkuliahan
2.      Memberi pengetahuan tentang makna tafsir al hujurat ayat 11
3.      Mengetahui ayat di dalam al qur’an tentang anti penindasan dan kedzaliman

C.PEMBATASAN PEMBAHASAN MAKALAH
      Agar makalah ini lebih sisitematis dan bahasannya terkonsep penulis membatasi pembahasan makalah sampai ruang lingkup” ayat alqur’an tentang anti penindasan dan kedzaliman/al hujurat:11”
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENINDASAN DAN KEDZALIMAN
Jika mendengar kata penindasan maka sinonim dari kata ini yang sering kita sebut adalah,aniaya,kezaliman,bullying.Kata kata ini mempunyai esensi yang sama tetapi bermakna berbeda dimana esensinya itu adalah perbuatan ketidak adilan terhadap sesuatu sehingga menimbulkan rasa tersiksa.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penindasan di artikan sebagai suatu sikap  memperlakukan dengan sewenang-wenang (spt menyiksa, menyakiti ).[1]
Menurut Ensiklopedi Wikepedia Dzalim (Arab: ظلم, Dholim) adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin. Lawan kata Dzalim adalahadil.Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dho la ma” (ظ ل م ) yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq orang lain. Namun demikian pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. [2]
Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik.Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
 Para ulama mendefinisikan dzalim sebagai: “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”[3]
Didalam Al-Qur'an zalim memiliki beberapa makna, di antaranya dalam beberapa surah sebagai berikut:
·         Al Baqarah 165 dan Huud 101, orang-orang yang menyembah selain Allah.
·         Al Maa-idah 47, karena menuruti hawa nafsu dan merugikan orang lain.
·         Al Kahfi 35, zalim pada ayat ini sebuah sifat keangkuhan dan perbuatan kekafirannya.
·         Al-Anbiyaa' 13, Orang yang zalim itu di waktu merasakan azab Allah melarikan diri, lalu orang-orang yang beriman mengatakan kepada mereka dengan secara cemooh agar mereka tetap ditempat semula dengan menikmati kelezatan-kelezatan hidup sebagaimana biasa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapkan kepada mereka.
·         Al 'Ankabuut 46, Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim pada ayat ini adalah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.[4]
       Namun qur’an juga menyebut beberapa kata yang semakna dengan kata zhalim, yaitu hadhama dan janafa. Kata hadhama hanya disebut satu kali dalam qur’an yang ternyata juga dirangkai dengan kata zhalim, yaitu dalam Q.S. Thaha(20):112
`tBur ö@yJ÷ètƒ z`ÏB ÏM»ysÎ=»¢Á9$# uqèdur ÑÆÏB÷sãB Ÿxsù ß$$sƒs $YHø>àß Ÿwur $VJôÒyd ÇÊÊËÈ  
Dan Barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam Keadaan beriman, Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. Terlihat dalam terjemahan di atas bahwa antara kata zhalim yang diterjemahkan dengan “tidak adil” hampir sama dengan kata hadhama yang diartikan dengan pengurangan hak. Dengan demikian, keadilan adalah menyangkut masalah hak seseorang apakah terpenuhi haknya atau tidak.
Ketidakadilan juga disebut dengan menggunakan kata jenafa, ayat yang menjelaskan hal ini yaitu Q.S al-Baqarah(2):182
ô`yJsù t$%s{ `ÏB <ÉqB $¸ÿuZy_ ÷rr& $VJøOÎ) yxn=ô¹r'sù öNæhuZ÷t/ Ixsù zOøOÎ) Ïmøn=tã 4 ¨bÎ) ©!$# Öqàÿxî ÒOŠÏm§ ÇÊÑËÈ  
(akan tetapi) Barangsiapa khawatir terhadap orang yang Berwasiat itu, Berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, Maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ayat tersebut berkaitan dengan masalah wasiat. Dalam ayat tersebut kata janafa diterjemahkan dengan berat sebelah. Itu artinya bahwa keadilan yang dituntut dalam ayat ini khususnya soal berwasiat adalah tidak berat sebelah. [5]
Pada era modern seperti masa ini larangan untuk berbuat penindasan kepada orang lain dan kedzaliman di atur dalam konstitusi Negara masing masing,namun pada implementasinya hal tersebut berbanding terbalik,dikarenakan dekadensi moral dan tidak di pegang teguhnya lagi prinsip agama dalam kehidupan sehari hari.Jauh sebelum Negara maju di dunia menerapkan prinsip ini dalam konstitusinya islam telah mengatur larangan ini dalam al qur’an yaitu salah satunya dalam surah al hujurat ayat 11.

B.     AYAT  -- AYAT MENGENAI PENINDASAN DAN KEDZALIMAN DALAM AL QUR’AN
      Didalam al qur’an terdapat 315 kata yang menyinggung masalah zalim,,adapun rinciannya ,yaitu:
Dianiaya
15
ﻳﻆﻞﻣﻮﻦ
Kezaliman
  7
ﻆﻞﻢ
Kezaliman
  8
ﻆﻝﻣﺎ
Kezaliman
  2
ﻆﻞﻣﻪ
Kezaliman
  3
ﻆﻞﻣﻬﻡ
Menzalimi
  5
ﻆﺎﻞﻢ
Menzalimi
  4
ﻆﺎﻞﻣﺔ
Menzalimi
33
ﻆﺎﻞﻣﻮﻦ
Menzalimi
  2
ﻆﺎﻞﻣﻴﻦ
Menzalimi
91
ﻆﺎﻞﻣﻴﻦ
Lebih aniaya
16
ﺃﻆﻞﻢ
Kezaliman
  1
ﻆﻞﻮﻢ
Kezaliman
  1
ﻆﻞﻮﻤﺎ
Menganiaya
  5
ﻆﻼﻢ
Secara zalim
  1
ﻤﻆﻞﻮﻤﺎ
Gelap
  1
ﺃﻆﻞﻢ
Gelap gulita
  1
ﻣﻆﻞﻤﺎ
Kegelapan
  1
ﻣﻆﻞﻤﻮﻦ
Kegelapan-kegelapan
23
ﻆﻞﻣﺎﺖ
Jumlah
315


Dan mengenai ayat ayat tentang penindasan dan kedzaliman di al qur’an juga sangat banyak di antaranya dalam surah Q.S Al. Baqarah : 165, Q.S Huud : 101, Q.S. Nuh: 27, Q.S. Al. Maa-idah: 72, Q.S. Al-Kahfi : 35, Q.S. Al-Anbiyaa : 13, Q.S. Lukman : 13, Q.S. Al An'am: 82, Q.S. At Tahriim : 6,dll.[6]









C.     AYAT TENTANG ANTI PENINDASAN DAN KEZALIMAN DALAM AL QUR’AN

Q.S AL HUJURAT:11

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿١١

1.      TERJEMAHAN AYAT
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri,dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah imandan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim[7]
2.       
3.      ARTI MUFRODHAT AYAT

لَا يَسْخَرْ /as sukhriyah    = jangan memperolok-olokkan,menyebut-nyebut aib dan kekurangan orang lain dengan cara yang menimbulkan tawa.atau bias juga di artikan dengan meniru perkataan atau perbuatan atau dengan menggunakan isyarat atau menertawakan perkataan orang yang diolokkan apabila ia keliru perkataannyaterhadap perbuaatannnya atau rupanya yang buruk.[8]
قوْمٌ                               = Telah umum diartikan orang-orang lelaki,bukan orang-orang perempuan .kata qaum berasal dari kata qama ,yaqumu ,qiyam,yang berarti bangkit.kata qaum ditujukan untuk sekumpulan manusia yang bangkit untuk berperang membela sesuatu.[9]
عسَى                              = boleh jadi
تلْمِزُوا                             = bentuk jamak dari  اللمز       artinya ejekan yang langsung dihadapkan kepada yang diejek, baik dengan  isyarat bibir, atau kata-kata.dan juga dimaksudkan untuk tidak mencela dirinya sendiri.[10]
تَناَبزُوا                             = bentuk jamak dari   النبزartinya gelar buruk.saling mengejek dan panggil gelar yang tidak di sukai seseorang atau tidak enak di dengar[11]
الْإِسْمُ                               = arti asalnya adalah nama atau kemasyuran, namun disini bermakna sebutan[12]


4.      MAKNA IJMALI AYAT
            Ayat ini adalah ayat yang melarang manusia berbuat zhalim dan penindasan,Allah menyebutkan bahwa tidak sepatutnya seorang mukmin melakukan perbuatan zhalim kepada mukmin lainnya atau mengejeknya dengan celaan ataupun hinaan,dan tidak patut pula memberinya gelar yang menyakiti hati.Allah sangat membenci orang yang menghina orang lain sebagimana ditegaskan Hadish shahih Rasulullah bersabda :”kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.
            Ayat ini turub mengenai delegasi dari Tamim.Mereka mengejek dari orang fakir dari para sahabat Rasulullah SAW seperti Ammar,suhaib,Bilal,Khabbah,Ibnu Fuhairah,Salman Al farisi dan salim,berkas budak Abu Hudzaifah di hadapan orang orang lain,sebab,mereka melihat keadaanya compang camping.[13]
            Dan ada pula ayat yang meriwayatkan bahwa ayat ini turun mengenai Shafiyah binti Huyai bin Akhtab ra,dia dating kepada Rasulullah  Saw,lalu berkata:sesungguhnya kaum wanita itu berkata padaku: Hai wanita Yahudi ,anak perempuan orangorang Yahudi .Maka Rasulullah berkata padanya: Tidakkah kamu katakana ayahku,Harun,dan pamanku,Musa dan suamiku Muhammad.[14]

Ayat ini melanjutkan penjelasan ayat sebelumnya yang memerintahkan untuk melakukan ishlah ( perdamaian) bila ada dua kelompok mu’min yang sedang bertikai, yaitu  memberi petunjuk tentang bberapa hal yang harus dihindari untuk mencegah timbulnya pertikaian, Allah berfirman memanggil kaum beriman dengan panggilan mesra :
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum yakni kelompok pria mengolok-olok kaum kelompok pria yang lain, karena hal itu akan menimbulkan pertikaian, walau yang di olok-olok kaum yang lemah, apalagi boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, sehingga yang berolok-olok melakukan kesalahan ganda. Dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olok terhadap wanita-wanita lain karena ini menimbulkan keretakan hubungan antar mereka,  apalagi boleh jadi mereka yakni wanita yang diperolok-olokkan itu lebih baik dari mereka yakni wanita yang mengolok-olok itu dan janganlah kamu mengejek siapapun secara sembunyi-embunyi dengan ucapan, perbuatan atau isyarat karena ejekan itu akan menimpa diri kamu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang dinilai buruk oleh yang kamu panggil walau kamu menilainya benar dan indah baik kamu menciptakan gelarnya maupun orang lain. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan kefasikan yakni panggilan buruk sesudah iman


عن عبد الله ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه . رواه البخاري

Artinya :   “ Dari Abdullah Ibnu Umar RA. Dari Nabi Saw. beliau bersabda : Orang islam itu adalah orang yang membuat orang lain selamat dari bahaya lisan dan tangannya, dan seorang muhajir (berpindah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” ( HR. Bukhari).[15]

Ada beberapa riwayat tentang turunnya ayat ini di antaranya adalah Ejekan yang dilakukan oleh kelompok Bani Tamim terhadap Bilal, shuhaib dan ammar yang merupakan orang-orang tidak punya.
Ada juga yang meriwayatkan turunnya ayat ini berkenaan dengan ejekan yang dilontarkan oleh Tsabit Ibn Qois, seorang sahabat Nabi Saw. yang tuli. Tsabit melangkahi sekian banyak orang untuk dapat duduk di dekat Rasulullah agar dapat mendengar wejangan beliau. Salah seorang menegurnya tetapi Tsabit marah sambil memakinya dengan menyatakan bahwa dia yakni si penegur adalah anak si Anu (seorang wanita yang pada masa jahiliyyah dikenal memiliki aib). Orang yang diejek ini merasa dipermalukan, maka turunlah ayat ini.
Ada lagi yang menyatakan ayat ini turun ketika Isteri Nabi ummu salamah yang merupakan “madu” Nabi Saw. diejek oleh isterinya yang lain kalau di (Ummu Salamah) sebaga wanita pendek. B
Sebab turunnya ayat ini adalah berkata Ibnu ‘Abbas, dalam diri Tsabit Bin Qoys bin Syamas ( dari kelompok laki-laki) ketika menyebutkan laki-laki kelompok Anshor dengan kejelekan.[16]

D.  BENTUK-BENTUK PERILAKU ZALIM
      Rasulullah SAW bersabda : Zalim ada tiga jenis : Zalim yang Allah tidak akan ampunkan ; Zalim yang Allah akan ampunkan ; Zalim yang Allah tidak akan tinggalkan. Adapun zalim yang Allah tidak akan ampunkan adalah syirik. Allah berfirman : Sesungguhnya syirik adalah zalim yang amat besar (Luqman : 13) ; Adapun zalim yang Allah akan ampunkan ialah kezaliman manusia terhadap dirinya sendiri dengan melakukan dosa-dosa antara dia dengan Tuhannya ; Adapun zalim yang Allah tidak akan meninggalkannya adalah zalim insan kepada sesama insan sehingga mereka diadili kelak (di akhirat) – ( HR Al-Taualisiy dan Abu Na’im dari Anas Bin Malik – Menurut Syeikh Nasiruddin Albaniy – Hadis Hasan - Sahih Al-Jaami’ – No 3961)
       Berdasarkan hadis sahih di atas bahawa zalim yang dilakukan oleh manusia ada tiga jenis. Ada zalim yang Allah SWT enggan mengampuninya iaitu dosa syirik. Adapun zalim yang Allah bersedia mengampuninya ialah perbuatan dosa-dosa besar kepada Allah selain syirik. Kedua-dua jenis zalim ini termaktub di dalam firman Allah : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. An-Nisa’/ 4 : 48:
Dengan melaksanakan maksiat, kita telah menjerumuskan diri kepada jurang kezaliman. Kita sendiri sedang menempah kesusahan di dunia dan akhirat. Zalim membawa keburukan bukan saja kepada orang yang melakukannya, tetapi orang yang merelekan. Menurut Islam, orang yang tidak berbuat zalim juga turut mendapat seksaan jika mereka reda dan membiarkan kezaliman itu berleluasa, wajib bagi orang yang melihat kezaliman dan mempunyai keupayaan untuk mencegahnya agar menghentikan kezaliman tersebut. Islam juga melarang kita mempunyai kecenderungan hati dan kebergantungan kepada orang zalim.
       Walaupun seseorang melakukan kezaliman terhadap orang lain, dia sebenarnya telah melakukan kezaliman terhadap dirinya sendiri. Kemungkinan orang yang dizalimi lemah, miskin, jahil dan tidak berdaya untuk membalas, tetapi Allah pasti membalas kezaliman yang dilakukan. Sekalipun orang Islam menzalimi orang bukan Islam, Allah tetap membela orang yang dizalimi itu. Perbuatan zalim tidak selalu identik dengan menyakiti orang lain. Bisa saja seseorang dikatakan telah berbuat zalim, karena menzalimi diri sendiri. Melakukan berbagai tindak kejahatan, perbuatan haram, dan jauh dari ketaatan kepada Allah, semua perbuatan ini termasuk perbuatan zalim terhadap diri sendiri. Dan diantara perbuatan zalim terhadap diri sendiri adalah:
1.      Syirik terhadap Allah
2.      Tidak mensyukuri nikmat allah
3.      Tidak menafkahkan sebagian harta ke jalan Allah
4.      Meninggalkan zikrullah.
       Kezaliman termasuk penyakit hati. Adapun keadilan merupakan tanda kesehatannya. Imam Ahmad Ibn Hanbal berkata “jika hati sehat, engkau tidak perlu takut pada siapapun”. Maksudnya, rasa takut pada ciptaan Allah menandakan adanya penyakit dalam hati. Misal, syirik dan dosa.[17]
    
  Antara bentuk kezaliman ialah memukul dan menyiksa manusia
Al-Imam Ahmad, al-Bukhari dalam al-Tarikh al-Kabir dan Ibn Abi Asim
meriwayatkan dari Khalid ibn al-Walid berkata saya mendengar Rasullullah saw bersabda

” لِلنَّاسِ فِي الدُّنْيَا النَّاسِ أَشَدُّ قِيَامَةِالْ يَوْمَ عَذَابًا النَّاسِ  أَشَدَّ إِنَّ

"Manusia yang paling berat diazab pada Hari Qiyamat ialah manusia yang
menyiksa manusia ketika di dunia"
       Zalimnya seseorang terhadap orang lain tidak terbatas pada beberapa perilaku saja. Setiap perilaku yang mengganggu kepentingan orang lain atau lalai dalam memberikan hak-hak mereka, maka perilaku itu disebut zalim, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Berikut beberapa di antaranya.Islam sangat mencegah terjadinya kezaliman itu dengan memberikan balasan yang sangat berat kepada para pelakunya.
Rasulullah bersabda,
 “Barangsiapa melihat ke dalam rumah satu kaum tanpa izin mereka, maka dihalalkan bagi mereka untuk mencongkel matanya.” (HR: Bukhari).
Kemudian Nabi bersabda,
 “Barangsiapa yang mendengarkan pembicaraan suatu kaum, padahal mereka tidak menyukainya, maka Allah akan menusuk telinganya dengan peluru yang meleleh pada hari kiamat.” (HR: Bukhari).
Riwayat yang lain juga menyebutkan bahwa, Rasulullah bersabda,
 “Barangsiapa yang menzalimi sejengkal tanah, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh bumi.” (HR. Bukhari).
            Jadi, kezaliman bukan perkara ringan. Perbuatan itu akan sangat memberatkan pelakunya baik dan di akhirat. Jika pelaku zalim adalah seorang ahli ibadah, maka ia akan bangkrut di hari kiamat karena harus merelakan seluruh pahalanya untuk orang yang dizalimi. Kemudian dosa orang yang dizalimi dibebankan kepada sang pelaku kezaliman.[18]













BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari maklah ini:
Dari sedikit uraian tentang  ayat anti zhalim  dan penindasan tersebut yaitu Q.s al hujurat ayat11 , kita sedikit tahu. Diantaranya perbuatan zhalim adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah swt yang ditegaskan dalam ayat-ayat Al-Quran. Dalam berbagai penafsiran yang ada pada ayat-ayat tersebut      
Zhalimpun dalam perkembangannya mempunyai peringkat-peringkat. Dimulai dengan peringkat yang paling tinggi adalah zhalim terhadap Allah swt sampai zhalim yang kecil adalah zhalim terhadap perasaan diri sendiri. Di dalam Al-quran sendiri terdapat berbagai macam ayat yang membahas tentang zhalim. Dari penafsiran ayat-ayat tersebut juga dijelaskan bahwa berbagai macam keterangan dari perbuatan zhalim baik terhadap kehidupan dia di dunia maupun di akhirat kelak.
B.SARAN
            Kepada pembaca penulis mengharapkan saran agar penulisan makalah kedepannya lebih sistematis dn terkonsep sesuai kaidah penulisan ilmiah.









DAFTAR PUSTAKA


Kkbi.web.id/ defenisi aniaya”

Http:/WIKIPEDIA.ORG” Zalim”,diunduh 22 juni 2014

Skiripsi siti mansiah,Fsh,UIR.”zhalim dalam prespektif islam”

Departemen Agama R.I, Al-Hikmah, al-Quran dan Terjemah, Diponegoro, Bandung, 2010, hlm:  412
Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur’an,  Erlangga, Bandung, 2006, hlm: 259
HTTP:/kajian.net:Q.S al hujurat :11,rabu 11 januari 2012
Ahmad Mustafa al Maraghi”tafsir maraghi” hal 4785
Shihab,M.Quraish:”Tafsir Al misbah” pesan kesan dan keserasian al’qur’an ter.Jakarta:2002 .hal.251
Hamka:”TAFSIR AL AZHAR JUZ XXV” Jakarta:pustaka panji mas 1982,hal 201

Al imam abi’al fadhoi al hajiz ibnu kasir ad damsiqi”tafsir alqur’anul adzim” hal.218-219

HTTP;STAI@MY.UNIVERSITY:tafsir surah al hujurat 11—12,23 maret 2014

HTTP://tafsir al qur’anul adzim;Q.S AL HUJURAT 11,Jum’at 05 April 2013

http://www.facebook.com/notes/abdullah-yasin/zalim-ada-tiga-jenis-016/162669400456152

HTTP;//NOVIAS’BLOG:belajar dari surah al hujurat :11,Sabtu 10 Maret 2012
Http:/WIKIPEDIA.ORG” Zalim”,diunduh 22 juni 2014



[1] Kkbi.web.id/ defenisi aniaya
[2] Http:/WIKIPEDIA.ORG” Zalim”,diunduh 22 juni 2014
[3]Skiripsi siti mansiah,Fsh,UIR.”zhalim dalam prespektif islam”
[4] IBID WIKIPEDIA
[5] Departemen Agama R.I, Al-Hikmah, al-Quran dan Terjemah, Diponegoro, Bandung, 2010, hlm:  412

[6] Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur’an,  Erlangga, Bandung, 2006, hlm: 259

[7] HTTP:/kajian.net:Q.S al hujurat :11,rabu 11 januari 2012
[8] .Ahmad Mustafa al Maraghi”tafsir maraghi” hal 4785
[9] Shihab,M.Quraish:”Tafsir Al misbah” pesan kesan dan keserasian al’qur’an ter.Jakarta:2002 .hal.251
[10] Hamka:”TAFSIR AL AZHAR JUZ XXV” Jakarta:pustaka panji mas 1982,hal 201
[11] Al imam abi’al fadhoi al hajiz ibnu kasir ad damsiqi”tafsir alqur’anul adzim” hal.218-219
[12] Ibid :tafsir al maraghi
[13] HTTP;STAI@MY.UNIVERSITY:tafsir surah al hujurat 11—12,23 maret 2014
[14] Ibid.ibnu katsir
[15] HTTP://tafsir al qur’anul adzim;Q.S AL HUJURAT 11,Jum’at 05 April 2013
[16]HTTP;//NOVIAS’BLOG:belajar dari surah al hujurat :11,Sabtu 10 Maret 2012
[17] http://islam2u.mywapblog.com/bentuk-penzaliman-terhadap-diri-sendiri.xhtml di unduh tgl 27 Juni 2014

[18] http://www.facebook.com/notes/abdullah-yasin/zalim-ada-tiga-jenis-016/162669400456152




1 komentar:

  1. Casino - Dr.MCD
    The casino baoji titanium features 부천 출장마사지 a 100% 청주 출장샵 safe and reliable 경상남도 출장안마 gaming facility. It is a premier gaming facility 포천 출장마사지 in the USA. It has more than 500 Address: 73300 N. Las Vegas Blvd SLas Vegas, NV 89109-1967Phone: (702) 770-6775

    BalasHapus